Tempat wisata Lhokseumawe
Selasa, 03 Januari 2017
MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. LATAR
BELAKANG
Setiap tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari,
sesungguhnya didasari oleh keputusan yang diambil. Mulai dari aktivitas
individual hingga aktivitas dalam organisasi, semuanya didasari pada keputusan
yang diambil. Akan tetapi, karena keputusan-keputusan tersebut telah rutin
diambil, maka biasanya seseorang atau kelompok organisasi tidak lagi
berlama-lama berfikir untuk menetapkan keputusan tersebut. Setiap tindakan
seolah-olah dilakukan begitu saja secara alami tanpa perlu pertimbangan.
Padahal, sesunggunya tidaklah sepenuhnya seperti itu.
Diluar tindakan rutin tersebut, dalam kehidupan
sehari-hari sering kali seseorng dan organisasinya dihadapkan oleh permasalahan
yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebelum mengambil keputusan. Karena
semua keputusan yang dibuat tentunya didasari pada pertimbangan matang dari
berbagai kemungkinan yang ada agar dalam sebuah organisasi mendapatkan pilihan
yang baik.
Akan tetapi keputusan untuk memilih ini tidak selalu mudah, terutama karena kita mempunyai berbagai keterbatasan. Bila keputusan dipaksa untuk mendapatkan sesuatu yang sangat ideal, tidak jarang keputusan tersebut menjadi salah akibat keterbatasan-keterbatasan tersebut. Akibatnya kita harus menanggung resiko memilih pilihan yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupun organisasi, Nachrowi Djalal Nachrowi, PhD dan Hardius Usman, Msi (2004:1).
Akan tetapi keputusan untuk memilih ini tidak selalu mudah, terutama karena kita mempunyai berbagai keterbatasan. Bila keputusan dipaksa untuk mendapatkan sesuatu yang sangat ideal, tidak jarang keputusan tersebut menjadi salah akibat keterbatasan-keterbatasan tersebut. Akibatnya kita harus menanggung resiko memilih pilihan yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupun organisasi, Nachrowi Djalal Nachrowi, PhD dan Hardius Usman, Msi (2004:1).
B.TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah
yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu
diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Pengambilan keputusan (desicion making) itu sendiri adalah
melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah
melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian pengambilan keputusan diantaranya, menurut Terry dalam Fendy (2011)
Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Diungkapkan pula oleh Goerge dalam Fendy (2011) Mengatakan proses pengambilan
keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran,
kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian, dan pemilihan
diantara sejumlah alternatif. Sedangkan menurut Horold dan O’Donnell dalam
Fendy (2011) Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu
sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. Serta
Siagian dalam Soetopo (2010:145) memandang bahwa: Pengambilan keputusan adalah
suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan
C. PEMBAHASAN
A.Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sering dijelaskan
sebagai tindakan memilih di antara beberapa kemungkinan. Pengambilan keputusan
adalah suatu proses lebih pelik dari sekedar memilih di antara beberapa
kemungkinan. Banyak perdebatan muncul saat menentukan efektivitas pengambilan
keputusan secara individu atau kelompok. Secara kelompok biasanya membutuhkan
waktu lebih lama untuk mencapai keputusan, tetapi dengan pengambilan keputusan
kelompok dapat mengikut-sertakan spesialis dan ahli akan menguntungkan karena
interaksi di antara mereka akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Pada
kenyataannya, banyak para peneliti menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan
lima atau lebih peserta akan lebih baik, karena akan mendapatkan pengumpulan
suara terbanyak dan keputusan memimpin kelompok.
Keputusan tertentu tampaknya memang
menjadi lebih baik jika dibuat oleh kelompok, seperti keputusan tidak
terprogram lebih cocok jika dibuat oleh kelompok.
B.Gaya dan Model Pengambilan Keputusan
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan
akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan,
perilaku pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dalam mendekati masalah
tersebut antara lain :
Penghindar Masalah
Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah.
Penyelesaian Masalah
Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang timbul.
PencarianMasalah
Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
Penghindar Masalah
Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah.
Penyelesaian Masalah
Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang timbul.
PencarianMasalah
Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.
C. Peranan
Individu dan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Pada tingkat individual, kemampuan
seorang pengambil keputusan sangat bergantung pada tingkat kemahirannya
menggabungkan dan mengkolaborasikan antara pendekatan ilmiah, daya fikir
kreatif intuitif dan emosional. Dalam keputusan individual, manager membuat
pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor perilaku hanya mempunyai
aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan.
Faktor tersebut adalah :
1.
Kepribadian,
2.
Nilai,
3.
Kencendrungan
akan resiko, dan
4.
Kemungkinan
ketidakcocokkan.
1. Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh
dari beberapa variable terpilih teradap proses pengambilan kepriadian, tetapi
memasukan juga rangkaian variable lain yaitu :
a.
Variabel
kepribadian, Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.
b.
Variabel
situasional, Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang dihadapi
oleh orang – orang itu sendiri.
c.
Variabel
interaksional, Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang
sebagai akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas
kepribadian orang.
2.Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang
masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh
itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan manajemen sebagai
berikut :
a.
Dalam
menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan
dan penentuan prioritas.
b.
Dalam
mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam
kemungkinan.
c.
Apabila
memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi
alternatif manakah yang akan dipilih.
d.
Apabila
melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara
pelaksanaanya.
e.
Dalam
fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari
apabila mengambil tindakan.
3.Kecenderungan Akan Resiko
Seseorang pengambil keputusan yang agak
segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran yang bebeda, mengavaluasi
alternatif secara berbeda juga. Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan
dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau diana kepastian akan
hasilnya sangat tinggi.
4.Kemungkinan ketidak Cocokan
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka
tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan mengakui bahwa telah
terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu atau
beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
a.
Mencari
informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusan mereka.
b.
Secara
selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung
keputusan mereka.
c.
Merubah
sikap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif
yang telah ditetapkan sebelumnya.
d.
Mengelakan
pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur
positif dari keputusanya.
Sedangkan di dalam praktek dilapangan
peranan kelompok lebih dominan. Terutama seorang manajer di organisasi /
perusahaan modern, terutama yang besar dan kompleks, pengambilan keputusan
tidak mungkin lagi hanya oleh seorang manajer, walaupun manajer memiliki
tingkat kemampuan dan kemahiran tinggi. Artinya, kemampuan seorang manajer akan
bergantung pula pada tingkat keterampilannya melibatkan kelompok dalam
organisasi. Biasanya seorang manajer akan mengadakan pertemuan (meeting)
ketika ia hendak mengambil sebuah keputusan, terutama yang berkaitan dengan
organisasi.
Pertemuan (meeting) adalah salah satu cara yang efektif dalam proses pengambilan keputusan, mulai dari indentifikasi masalah, pengumpulan analisis data, pengkajian berbagai alternatif, dan pemilihan salah satu alternatif yang dipandang paling mungkin mendatangkan manfaat yang paling besar, atau kerugian terkecil apabila kerugian itu tidak dapat dihindari.
Pertemuan (meeting) adalah salah satu cara yang efektif dalam proses pengambilan keputusan, mulai dari indentifikasi masalah, pengumpulan analisis data, pengkajian berbagai alternatif, dan pemilihan salah satu alternatif yang dipandang paling mungkin mendatangkan manfaat yang paling besar, atau kerugian terkecil apabila kerugian itu tidak dapat dihindari.
Berikut beberapa alasan mengapa
keterlibatan kelompok dalam pengambilan keputusan dirasa penting oleh
organisasi :
1. Hasil
Kerja Kelompok
Apabila para anggota kelompok tertentu
mampu mengemukakan pendapat dan gagasanya secara meyakinkan, maka petukaran
pikiran akan terjadi antar anggota kelompok. Dan pertukaran yang terjadi akan
menimbulakan gagasan baru yang dapat dimanfaatkan oleh semua anggota kelompok.
2. Masukan
yang Beraneka Ragam
Karena keterlibatan banyak orang,
biasanya berbagai sumber daya dimanfaatkan, misalkan dalam bentuk waktu,
tenaga, pikiran dan sebagainya. Dengan begitu akan di dapat beraneka ragam
masukan yang bisa dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan.
3. Pemanfaatan
Berbagai Pengetahuan
Seperti yang kita ketahui bahwa
organisasi modern memiliki kompleksitas yang tinggi, dapat dilihat dari segi
tujuan, jenis kegiatan, sasaran dan jumlah orng yang terlibat. Mereka juga
memiliki tenaga – tenaga profesional sesuai bidangnnya masing – masing. Tenaga
– tenaga profesional inilah yang menjadi sumber – sumber pengetahuan, karena
jumlah pengetahuan yang dimiliki seluruh anggota kelompok pasti jauh lebih
besar dari pengetahuan yang dimiliki orang perorang, oleh karena itu
pemanfaatannya dalam pengambilan keputusan tentu lebih besar pula.
4. Keterikatan
Pada Keputusan yang Diambil
Salah satu kunci keberhasilan dalam
pelaksanaan suatu keputusan terletak pada keterikatan orang – orang yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dalam rangka melaksanakan
keputusan dengan sebaik – baiknya. Dengan mengikutsertakan berbagai pihak yang
terkait yang akan memegan peranan kunci dalam pelaksanaan, akan mengurangi
oposisi (penolakan) yang mungkin timbul. Dan mendorong perkembangan suasana
saling pengertian yang pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang efektif.
5. Meningkatnya
Mutu Keputusan yang Diambil
Kelompok – kelompok yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan biasanya harus mencapai kesepakatan tentang
keputusan yang diambil. Artinya, keputusan yang diambil adalah keputusan
kelompok, bukan keputusan individu. Sehingga jika ada perbedaan – perbedaan
bahkan penentangan cara – cara yang akan ditempuh untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang di kemukakan anggota kelompok. Orang – oang tersebut harus
taat kepada hasil musyawarah. Dengan demikian mutu keputusan yang diambil akan
meningkat.
Hal yang harus di perhatikan proses
kelompok dalam membuat keputusan tak terprogram. Hal-hal berikut ini
berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak terprogram,
yaitu:
1. Penetapan tujuan: kelompok
lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok memiliki pengetahuan lebih
banyak dibandingkan individu.
2. Identifikasi alternatif:
usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan merangsang pencarian
lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
3. Evaluasi alternatif:
pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut pandang lebih unggul
dibanding individu.
4. Memilih alternatif:
interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya menghasilkan penerimaan
resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan kelompok juga biasanya lebih
dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
5. Implementasi keputusan:
dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya dilakukan oleh seorang
saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk implementasi keputusan kelompok.
Teknik pengambilan keputusan kelompok
Kelompok interaktif, yaitu anggota
berinteraksi secara langsung dengan anggota lain.
Kelompok nominal , yaitu membatasi
komunikasi antar pribadi selama proses pengambilan keputusan , karena
masing-masing individu mengemban tugas secara independen.
Bentuk teknik pengambilan keputusan
kelompok
Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
Delphi, umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang
diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk
kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat. Pengambil keputusan
menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi peramalan
dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak.
Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
Nominal, adalah rapat kelompok yang terstruktur terdiri dari 7-10 individu
duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya. Setiap orang menulis
gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling tukar pikiran
yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu gagasan. Seseorang yang ditunjuk
sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di kertas di depan seluruh anggota
kelompok.
Teknik Pengambilan Keputusan dengan
Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang terbaru untuk pengambilan keputusan
kelompok adalah mencampurkan teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer
canggih. Bentuk ini disebut dengan pertemuan elektronik (electronic meeting).
Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima puluh
orang duduk mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya ada
seperangkat terminal komputer. Masalah dipresentasikan kepada para peseta
pertemuan dan meraka mengetik tanggapan mereka ke layar komputer. Komentar
individu, serta jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan
tersebut.
D.Kelebihan pengambilan keputusan
kelompok
Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa
kelebihan keputusan kelompok dibandingkan dengan keputusan individual, antara
lain:
1. Informasi yang lengkap
lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak pengalaman dan
pandangan daripada seorang.
2. Banyak alternatif yang
muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam jumlah dan ragamnya
dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-lebih lagi kelompok
itu terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
3. Keputusan kelompok lebih
berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok lebih menelaah banyak
pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar kemungkinan mendapat
persetujuan lebih dari banyak orang.
4. Meningkatkan kesempatan
terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih sesuai dengan hak
demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk mengambil keputusan
sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi kesempatan kepada orang
lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam pengambilan keputusan,
adalah merupakan upya meningkatkan legistimasi orang lain.
E. Kekurangan pengambilan
keputusan kelompok
Selain memiliki kelebihan, pengambilan
keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari beberapa kelemahan, di
antaranya adalah:
1. Memakan waktu. Keputusan
kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang, banyak waktu dipakai untuk
rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri oleh manajer bisa diambil
dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
2. Dominasi minoritas. Tidak
mungkin dalam satu kelompokterwakili semua kepentingan dalam organissi dan
seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja. Kesempatan ini oleh para
anggota kelompok sering digunakan untuk memenangkan kepentingan
orang-orangtertentu dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja
diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.
3. Tekanan untuk menyesuaikan.
Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai pengaruh dan menekan kelompok
untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
4. Tanggungjawab tersamar.
Pada keputusan individual jelas siapa yang bertanggungjawab, tapi pada
keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa dimintai
pertanggungjawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam
tanggungjawab bersama.
D. KESIMPULAN
Apabila dilihat keefektifan dan
efisiensi antar pengambilan keputusan kelompok atau individu, maka hal
tergantung kepada kriteria apa yang dipakai sebagai ukuran efektif. Bila diukur
dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih akurat. Fakta
membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu. Tetapi
tidak berarti bahwa secara bersama kelompok lebih bermutu dari perseorangan.
Bila dimaksud dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual
jadi lebih efektif. Kalau kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka
keputusan kelompok adalah lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin
dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja
kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah anggota 5 sampai 7
orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan
efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan
keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung
kepada aspek yang mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
E. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan
kita dapat membedakan pengambilan keputusan yang lebih cocok untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam organisasi.
Langganan:
Postingan (Atom)